20 Mei 2011

WAFATNYA NABI ‘ALAIHIS SHALATU WASSALAMU

Assalamualaikum Jelitawans dan Mr Jelitawans yang dihormati,

Sila baca dengan penuh kesabaran, detik-detik terakhir Rasulullah SAW meninggalkan kita dan dunia yang fana ini.

by�Shahrina Shah�on Tuesday, October 19, 2010 at 5:07pm
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang”
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu dan Aku telah rela Islam sebagai agamamu” (surah Al Maidah:3)

Diriwayatkan bahawa ayat tersebut diturunkan sesudah waktu ashar pada hari Jumaat di Padang Arafah saat Haji Wada’ (haji perpisahan),sedang Nabi s.a.w pada saat itu berada di Arafah duduk di atas untanya.Sesudah itu tidak ada ayat yang turun sehubungan dengan kewajiban (fardhu)

Tatkala ayat itu turun Nabi s.a.w tidak kuat menerimanya,mengingat isi dan maknanya yang terkandung oleh ayat ini,maka baginda bersandar ke untanya dan unta itupun terduduk.maka turunlah malaikat Jibril dan berkata:

“Hai Muhammad,sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan agamamu,terputuslah apa-apa yang telah diperintahkan Allah,demikian juga yang dilarangNya.maka kumpulkanlah para sahabatmu dan beritahulah mereka bahawa saya tidak akan turun lagi kepadamu semenjak hari ini”


Nabi s.a.w terus pulang kembali,dari kota Mekah ke kota Madinah,serta mengumpulkan para sahabat dan membacakan ayat tersebut seraya memberitahukan mereka tentang apa yang dikatakan oleh malaikat Jibril a.s
Maka para sahabat serentak bergembira sambil mengatakan “agama kita telah sempurna” kecuali Abu bakar r.a yang telah gelisah dan risau hatinya,lalu pulang dan menutup diri yang diiringi tangis siang dan malam.

Hal ini didengar oleh para sahabat lainnya dan mereka berkumpul serta mendatangi rumah Abu Bakar seraya bertanya: “Hai Abu Bakar,mengapa engkau menangis disaat- saat gembira ini,kerana Allah telah menyempurnakan agama kita?” Abu Bakar menjawab: “Hai para sahabatku,kamu sekalian tidak tahu musibah yang akan menimpa kamu,tidakkah kamu sekalian mendengar bahawa sebuah perkara itu apabila telah sempurna,menjadi tampaklah kekurangannya dan ayat ini menunjukkan perpisahan kita (dengan Nabi s.a.w),keadaan Hassan dan Hussain menjadi yatim,para isteri Nabi s.a.w yang menjadi janda”

Maka terjadilah jerit tangis yang diiringi teriakan dari para sahabat,yang kesemuanya menangis.Selain mereka itu ada pula sahabat yang mendengar tangisan tersebut,dari rumah Abu Bakar serta mereka segera datang menghadap Nabi s.a.w seraya berkata:”Wahai Rasulullah,kami tidak mengetahui mengapa para sahabat,kami dengar bertangis -tangisan diiringi dengan jeritan di rumah Abu Bakar”.maka berubahlah wajah Nabi s.a.w serta merta baginda berdiri dan cepat cepat pergi ketempat para sahabat dirumah Abu Bakar dan Baginda mendapatkan mereka benar benar menangis bersama yang diiringi jeritan.

kemudian baginda bertanya kepada mereka:
“apakah yang menyebabkan kalian sekalian menangis?” sahabat Ali r.a menjawab: Abu Bakar mengatakan: “saya telah berfirasat dari ayat ini akan tanda tanda �kepergian Rasullullah,apakah ayat ini menunjukkan akan wafatnya Engkau?” Nabi s.a.w bersabda; “apa yang dikatakan Abu Bakar itu benar,dan sungguh telah dekat waktuku meninggalkan kamu sekalian dan telah sampai pula waktu perpisahanku dengan kamu sekalian”
kejadian ini menunjukkan bahwa Abu Bakar adalah diantara sahabat yang lebih perasa.ketika Abu Bakar mendengar yang demikian itu,dia menjerit dengan jeritan yang keras sekali serta tersungkur jatuh kerana pengsan,sedangkan Ali r.a badannya gementer dan para sahabat lainnya pun menjadi kacau kebinggungan,mereka menjadi �ketakutan dan menangis bersama dengan suara yang keras,sehingga turut menangis pula gunung gunung,batu batu dan semua Malaikat yang berada dilangit,cacing cacing dan semua binatang baik yang didarat mahupun dilaut.kemudian Nabi s.a.w menjabat tangan para sahabat satu persatu dan meninggalkan mereka sambil menangis dan telah pula berwasiat kepada mereka.

Diiriwayatkan dari ibnu Abbas r.a bahawa Nabi s.a.w tatkala sudah mendekati ajalnya,baginda menyuruh Bilal supaya azan untuk menyeru orang ramai agar mengerjakan solat.maka berkumpullah para Muhajirin dan Ansar ke masjid Rasulullah s.a.w.kemudian baginda mengerjakan solat dua rakaat dengan ringan bersama- sama mereka,lalu baginda naik ke mimbar membaca Alhamdulillah,memuji ke hadirat Allah dan berkhutbah dengan kalimat kalimat yang tepat (baligh) sehingga hati menjadi gentar,dan matapun menangis baginda bersabda:
“Hai kaum Muslimin,sesungguhnya saya bagi kamu sekalian itu sebagai nabi dan penasihat serta sebagai orang yang mengajak kepada jalan Allah dengan izinNya dan adalah saya bagimu ibarat saudara kandung yang kasih sayang dan seperti ayah yang belas kasih ‘barangsiapa yang mempunyai hak yang dapat dituntut hendaklah dia berdiri dan membalas kepada saya,sebelum saya dituntut qisas di hari kiamat”

Tidaklah seorangpun berdiri sehingga baginda bersabda dua kali, tiga kali maka berdirilah seorang laki laki bernama ‘Ukasyah bin Mihshan ke hadapan Nabi s.a.w dia berkata:
“Demi ayahku dan ibuku Ya Rasulullah seandainya engkau tidak mengumumkan kepada kami berkali kali, tentu saya tidak mengemukakan hal ini.Sesungguhnya saya pernah bersama engkau di dalam perang badar sedangkan unta saya mengikuti unta engkau, maka saya turun dari unta saya mengikuti engkau agar saya dapat mencium paha engkau, tiba tiba engkau telah mengangkat tongkat dan engkau pukulkan ke unta agar berjalan lebih cepat dan engkau pukul pula pinggang saya,maka saya tidak mengetahui apakah engkau bersengaja ataukah memang engkau akan memukul unta saja?”

Rasulullah s.a.w bersabda:”Hai ‘Ukasyah,Rasulullah dijauhkan bersengaja memukul engkau.” selanjutnya Nabi s.a.w bersabda kepada Bilal:
” Hai Bilal,pergilah engkau ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkat saya” Bilal pun keluar dari masjid,Rasulullah s.a.w sambil meletakkan tangannya diatas kepalanya seraya berkata: “Inilah Rasulullah yang telah menyediakan dirinya untuk di qhisas”

setibanya di rumah Fatimah,dia mengetuk pintu.sahut Fatimah: “siapakah yang dipintu?” Bilal menyahut: “saya,saya datang ke mari untuk mengambil tongkat Rasulullah” kata Fatimah: “hai Bilal,untuk apa ayah memerlukan tingkat?” kata Bilal: :hai Fatimah,sesungguhnya ayahmu Rasulullah,telah menyediakan dirinya untuk diqhisas” kata Fatimah: “hai Bilal,siapakah orangnya yang sampai hati akan menqhisas Rasulullah?” kemudian Bilal mengambil tongkat lalu pergi masuk ke masjid serta menyerahkan tongkat pada Rasulullah,dan Rasullulah menyerahkan tongkat kepada “Ukasyah.Melihat yang demikian itu,Abu Bakar dan Umar berdiri seraya berkata: “Hai ‘Ukasyah,kami berdua berada dihadapanmu,maka qisaslah kami dan jangan engkau qisas Rasulullah” Rasulullah menegur mereka: “Hai Abu Bakar dan Umar,duduklah engkau berdua,sungguh Allah Taala mengetahui tempatmu berdua” Maka Ali r.a berdiri seraya berkata: “Hai ‘Ukasyah,saya didalam hidup ini selalu disisi Rasulullah s.a.w,maka tidak sampai hati saya melihat engkau mengqisas Rasulullah s.a.w,dan inilah punggungku dan perutku,qisaslah dengan tanganmu dan pukullah saya dengan tanganmu” sabda Rasulullah s.a.w: “Hai Ali(duduklah) sungguh Allah mengetahui tempatmu dan niatmu”

Hasan dan Hussain berdiri seraya berkata keduanya: “Hai ‘Ukasyah,tidakkah engkau mengetahui,bahawa kami berdua adalah cucu Rasulullah,maka engkau qisaslah kami,maka sama saja mengqisas Rasulullah” kata Rasulullah: “Hai buah hatiku,duduklah kamu berdua”
kemudian Rasulullah s.a.w bersabda kepada ‘Ukasyah: “pukullah jika engkau hendak memukul” kata ‘Ukasyah: “wahai Rasulullah,engkau telah memukul saya,disaat saat sedang tidak berbaju” maka Rasulullah membuka bajunya,sehingga para muslimin sama sama menjerit dan menangis. tatkala ‘Ukasyah melihat badan Rasulullah yang putih dan bersinar itu,dia maju dan memeluknya serta mencium belakangnya seraya berkata: “saya tebus engkau dengan jiwaku,hai Rasulullah,siapakah yang sampai hati mengqisas engkau,sesungguhnya saya melakukan hal ini dengan harapan agar badan saya bersentuhan dengan badanmu yang dimuliakan dan Tuhanku Allah menjaga saya dari neraka dengan sebab kehormatanmu”
Nabi s.a.w bersabda: “ketahuilah,barangsiapa yang ingin melihat ahli syurga,hendaklah dia melihat orang ini!” maka berdirilah kaum muslimin,dan menciumi di antara kedua mata ‘Ukasyah sambil berkata: “keuntungan besar bagimu,engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bersahabat dengan Rasulullah s.a.w didalam syurga”�(hadith shahih)

“Ya Allah,mudahkanlah bagi kami sekalian untuk memperolehi syafaatnya (Nabi s.a.w) dengan kemuliaan dan keagungan engkau”
Kata Ibnu Mas’ud: “Tatkala Rasulullah s.a.w telah mendekat ajalnya,baginda mengumpulkan kami sekalian di kediaman ibu kami;Siti Aisyah,kemudian baginda memperhatikan kami sekalian sehingga berderailah air matanya dan bersabda:

“Selamat datang untuk kamu sekalian,dan mudah mudahan kamu sekalian dibalas kasihani Allah.saya berwasiat supaya kamu sekalian bertakwa kepada Allah serta mentaatiNya.Sesungguhnya telah dekat perpisahan diantara kita,dan telah dekat pula saat kembali pulang kepada Allah Ta’ala dan menempati surgaNya.kalau telah datang saat ajalku,hendaklah Ali yang memandikanku,Fadhal bin Abbas yang menuangkan air dan Usamah bin Zaid yang bertindak menolong keduanya.Lalu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri bila itu kamu semua kehendaki atau dengan kain Yaman yang putih.Bila kamu sekalian akan memandikan aku,maka letakkanlah aku diatas balai tempat tidurku dirumahku ini,dekat dengan liang lahadku.Sesudah itu keluarlah kamu sekalian barang sejenak meninggalkan aku.Pertama tama yang mensolatkan aku adalah Allah ‘Aza Wa Jalla,kemudian Malaikat Jibril,kemudian Malaikat Israfil,lalu Malaikat Mikail,kemudian Malaikat pencabut nyawa (Malaikat Izrail) beserta para pembantunya,selanjutnya semua Malaikat.Setelah itu masuklah kamu sekalian dengan berkelompok kelompok dan lakukanlah solat untukku”

Setelah mereka mendengar ucapan perpisahan Nabi s.a.w,mereka (para sahabat) saling menjerit dan menangis seraya berkata:”Wahai Rasulullah engkau adalah seorang utusan untuk kami sekalian,menjadi kekuatan dalam pertemuan kami dan selaku penguasa yang mengurus perkara kami,bilamana engkau telah pergi,kepada siapakah kami kembali dalam segala persoalan?’
Rasulullah s.a.w bersabda:�“Telah ku tinggalkan padamu sekalian pada jalan yang benar dan di atas jalan yang terang dan telah kutinggalkan pula untuk kamu sekalian dua penasihat yang satu pandai bicara dan yang satu diam saja.Yang pandai bicara adalah al Quran dan yang diam saja adalah ajal.Apabila ada persoalan yng sukar bagimu,maka kembalilah kamu sekalian kepada quran dan Sunnahku,dan kalau hatimu keras membatu,maka lunakkanlah dia dengan mengingat tentang mati” (Al Hadith)

Setelah itu,maka Rasulullah s.a.w menderita sakit,mulai akhir bulan Safar selama lapan belas hari dan sudah sering diziarahi oleh para sahabat.Sedang penyakit mulai diderita pertama kali sampai akhir hayatnya adalah sakit kepala.
Rasulullah s.a.w mula diutus pada hari senin( Isnin) dan wafatnya pun hari Senin juga.Tatkala pada hari senin,penyakit baginda bertambah berat,maka setelah Bilal selesai azan Subuh,dia menghampiri pintu rumah Rasulullah s.a.w sambil mengucapkan salam:
“Assalamu’alaika,ya Rasulullah!”

Siti Fatimah menjawab seraya berkata: “Rasulullah masih sibuk dengan dirinya sendiri” Bilal terus masuk ke masjid dan dia tidak memahami makna kata kata Fatimah.ketika waktu subuh semakin terang,Bilal datang kembali menghampiri pintu rumah Rasulullah s.a.w dan mengucapkan salam seperti semula,dan Rasulullah yang mendengar suara Bilal itu,maka baginda bersabda:
“Masuklah hai Bilal,sungguh aku dalam keadaan sibuk mengurus diriku sendiri dan penyakitku rasa rasanya bertambah tambah berat.maka suruhlah Abu Bakar agar solat berjamaah dengan orang orang yang hadir.”. Bilal pun keluar sambil menangis dan meletakkan tangannya di atas kepalanya seraya mengeluh: “Aduhai musibah,susah.Sungguh harapan terputus,telah terpenggal hilang sasaran tujuan,seandainya ibuku tidak melahirkan aku” Bilal terus masuk ke masjid seraya berkata: ” Hai Abu Bakar,sesungguhnya Rasulullah menyuruh engkau solat berjamaah dengan yang hadir,kerana Nabi sibuk mengurus dirinya yang sedang sakit”

Tatkala Abu Bakar melihat mihrab imam yang kosong serta Nabi s.a.w tidak hadir,maka tidak tertahan dirinya lalu menjerit dan jatuh tersungkur akibat pengsan,maka ributlah kaum muslimin yang ada,sehingga Rasulullah s.a.w yang mendengar keributan mereka bertanya:”Ya Fatimah,ada apakah jeritan itu dan ada apakah disana ribut?” Siti Fatimah menjawab: “keributan disana adalah diantara kaum muslimin sendiri,kerana engkau tidak ada(tidak hadir)”
Maka Rasulullah memanggil Ali dan Fadhal bin Abbas ,yang kemudian beliau bersandar dengan keduanya serta kemasjid lalu solat bersama sama dengan mereka 2 rakaat fajar di hari Isnin tersebut.Selesai solat baginda berpaling kebelakang kepada orang ramai dan berkata:�“Hai kaum muslimin,kalian semua didalam pemeliharaan dan pertolongan Allah.Oleh sebab itu taqwalah kepada Allah serta taatilah Dia,sesungguhnya saya akan meninggalkan dunia ini,dan hari ini hari pertamaku diakhirat dan hari terakhirku didunia”�lalu baginda bangkit dan pulang kerumahnya.
Kemudian Allah Ta’ala memberi perintah kepada Malaikat pencabut nyawa(maut): “Turunlah engkau menemui kekasih Ku dengan sebaik baik rupa serta lakukanlah dengan halus di dalam mencabut rohnya,kalau dia mengizinkan maka masuklah,dan kalau dia tidak mengizinkan maka janganlah masuk dan pulanglah”

Maka Malaikat mautpun turun dengan rupa seperti orang Arab Badwi pergunungan,seraya mengucapkan:
“Mudah mudahan keselamatan tetap untuk kamu sekalian,wahai penghuni rumah kenabian dan sumber risalah,apakah saya boleh masuk?”
Siti Fatimah menjawabnya: “Hai hamba Allah sesungguhnya Rasulullah sedang sibuk dengan penderitaan sakitnya” dan Malaikat maut memanggil (berseru) untuk kali keduanya dengan ucapan:
“Mudah mudahan keselamatan tetap untuk kamu wahai Rasulullah dan untuk semua penghuni kenabian”

Maka Rasulullah s.a.w mendengar suara Malaikat maut tersebut lalu bersabda:
“Ya Fatimah,siapakah yang berada dimuka pintu?”Siti Fatiimah menjawab: “Seorang Arab Badwi yang berseru seru kemudian aku terangkan bahwa Rasulullah sedang menderita sakit,kemudian memanggil kembali untuk yang ketiga kalinya seperti itu lalu dia memandang dengan pandangan yang tajam padaku,sehingga gementar badanku,takut hatiku serta bergementar sendi sendi tulangku,seakan akan terlepas satu sama lainnya dn menjadi pucat warnaku”

Rasulullah s.a.w bersabda: “Tahukah engkau,siapakah dia itu wahai Fatimah?”
Siti Fatimah menjawab: “Tidak”

Rasulullah s.a.w bersabda:
“Dia adalah Malaikat maut,yang mencabut semua kenikmatan,yang memutuskan segala macam nafsu syahwat,yang memisahkan pertemuan pertemuan dan memusnahkan semua serta meramaikan semua kuburan”

Maka menangislah Siti Fatimah r.a dengan tangisan yang keras sekali sambil berkata: “Aduhai sungguh celaka kelak,disebabkan kematian nabi terakhir,serta merupakan bencana(musibah) terbesar akibat wafatnya untuk orang orang yang paling taqwa,terputusnya dari pimpinannya orang orang yang suci,serta penyesalanlah untuk kami sekalian,kerana terputusnya wahyu dari langit,maka sungguh saya telah terhalang dari mendengar perkataan engkau,dan tidak lagi dapat mendengarkan salam engkau setelah hari ini”

Rasulullah s.a.w berkata:
“Tabahlah Fatimah,kerana sesungguhnya engkaulah antara keluargaku yang pertama berjumpa denganku”

selanjutnya Rasulullah s.a.w bersabda:
“Masuklah wahai Malaikat maut!” maka Malaikat mautpun masuk sambil mengucapkan:”Assalamu’alaika yaa Rasulullah” Rasulullah s.a.w menjawab: “Wa’alaikas salamu,hai Malaikat maut,engkau datang untuk berkunjung atau untuk mencabut nyawaku?”
Kata Malaikat maut: “saya datang untuk berkunjung dan untuk mencabut nyawa,seandainya engkau mengizinkan,kalau tidak maka saya akan kembali pulang”

Kata Rasulullah s.a.w:
“Hai Malaikat maut,dimana Jibril engkau tinggalkan?”
Malaikat maut berkata: “Dia saya tinggalkan dilangit dunia,dan para Malaikat sedang berbela sungkawa kepadanya” Tidak lama kemudian Malaikat Jibril a.s turun dan duduk disisi kepala Rasulullah s.a.w. Kata Rasulullah s.a.w:” tahukah engkau kalau ajalku telah dekat?” Jawab Malaikat Jibril: “Benar ya Rasulullah” kata Rasulullah s.a.w: “Beritakan kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah” Kata Jibril: “sesungguhnya pintu pintu telah dibuka dan para Malaikat telah berbaris rapi menanti rohmu dilangit,pintu pintu syurga dibuka dan para bidadari sudah bersolek semuanya,menanti kehadiran rohmu” kata Nabi s.a.w: “segala puji puji bagi Allah” dan berkata pula: “Hai Jibril “saya beritahukan,bahawa sesungguhnya�Allah Ta’ala telah berfirman:

“Sesungguhnya telah Aku larang semua Nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu,dan Aku larang memasukinya semua umat sebelum umatmu masuk terlebih dahulu” (hadith Qudsi: hadith shahih)
Kata Nabi s.a.w: “sekarang puas telah hatiku dan hilanglah sudah susahku” kemudian beliau s.a.w berkata pula: “Hai Malaikat maut,mendekatlah kepadaku” �Malaikat maut pun mendekat dan mula melaksanakan pencabutan roh baginda,dan tatkala sampai pusat(perut),Nabi s.a.w berkata:

“Hai Jibril alangkah “pahitnya” sakaratul maut itu!” Maka Jibril memalingkan wajahnya dari pandangan Nabi s.a.w Kata Nabi s.a.w: “Hai Jibril apakah engkau tidak suka melihat wajahku?” Jibril berkata: “Wahai kekasih Allah,siapakah orangnya yang sampai hati melihat wajah engkau,sedangkan engkau dalam sakaratul maut!”

Anas bin Malik r.a berkata: “Tatkala roh Nabi s.a.w sampai di dada,baginda berseru:“Aku berwasiat agar kamu sekalian memelihara solat dan apa apa yang menjadi tanggunganmu(hamba hamba sahayamu).Maka masih saja baginda berwasiat dengan kedua hal itu sampai hilang perkataannya” (hadith shahih)

Ali r.a berkata: “sesungguhnya Rasulullah s.a.w ketika menjelang ajalnya,telah menggerak gerakkan kedua bibirnya dua kali,dan tatkala saya mendekatkan telinga,saya mendengar baginda mengucapkan dengan perlahan lahan:“umatku,umatku”�Maka roh Rasulullah s.a.w dicabut tepat pada hari Isnin bulan Rabi’ul awwal.

Diriwayatkan bahwa Ali telah membaringkan jasad Rasulullah s.a.w untuk dimandikan,tiba tiba ada suara dari sudut rumah yang mengatakan dengan lantang: “Muhammad jangan engkau mandikan,kerana dia sudah suci dan disucikan” maka timbul keragu raguan pada diri Ali terhadap suara itu.Kata Ali: “siapa engkau sebenarnya,kerana sesungguhnya Nabi s.a.w telah memerintahkan untuk dimandikan” Tiba tiba ada suara lain,yang mengatakan:”Wahai Ali,mandikanlah dia (Muhammmad),kerana sesungguhnya suara yang tadi itu,suara iblis terkutuk,sebab dengki kepada Muhammad,maka dia bermaksud,agar Nabi dimasukkan ke dalam kubur tanpa dimandikan”

Kata Ali r.a: “semoga Allah membalas kebaikan kepadamu,sebab engkau telah memberitahukan bahawa tadi itu suara iblis terkutuk,lalu siapakah engkau?” suara tadi menjawab: “saya adalah Nabi Khaidir,menghadiri jenazah Nabi Muhammad s.a.w”

selanjutnya Ali r.a memandikan jasad Nabi Muhammad s.a.w sedangkan Fadhal bin Abbas dan Usamah bin Zaid r.a yang menuangkan air,dan Malaikat Jibril telah datang dengan membawa ubat pengawet dari syurga.Kemudian mereka mengkafani serta menguburkannya di kamar Siti Aisyah r.a,di tengah malam.Pada malam Rabu,ada yang mengatakan malam Selasa,sedangkan Siti Aisyah r.a berdiri di atas kubur Nabi s.a.w seraya berkata:

“Hai orang yang belum pernah memakai pakaian dari sutera,dan belum pernah tidur diatas ranjang yang empuk,hai orang yang pergi dari dunia,sedangkan perutnya belum pernah kenyang walaupun dengan roti dan gandum kasar,hai orang yang memilih tidur diatas tikar (dari daun daun kurma) daripada tidur di atas ranjang,hai orang yang tidak tidur sepanjang malam,kerana takut akan seksa neraka sa’ir”

comments: 0